Beranda / Program

Adaptation Fund Project – Pekalongan

DESCRIPTION

Adaptation measures taken in Pekalongan City to address climate change issues are somewhat under-evaluated due to the absence of a comprehensive climate risk assessment. Complex issues such as climate change require comprehensive measures to effectively address the root causes. Given that most risks arise from changes in climate indicators, it is important to develop a climate risk assessment before intervening with different projects so that project outcomes can be traced back to the initial level of risk.

The proposed program seeks to bridge this gap by applying a comprehensive approach that includes technical assessments, planning, interventions, and monitoring and evaluation. This set of activities will be supported by a framework and measures to strengthen institutional mechanisms on climate adaptation and resilience issues. In practical terms, the program components will start with identifying root causes (climate risk assessment) and continue with the development and implementation of adaptation plans (in the form of intervention projects) whose results can be traced back to the problem. Additionally, efforts to build stakeholder capacity and advocate for climate resilience policies will coincide with the program.

This program will focus on building resilience to the impacts of climate change in Pekalongan City, one of the coastal cities in Central Java Province (in the North Coast of Java region), by intervening in both hard structures and soft structures. This means addressing not only physical interventions but also building socio-economic and institutional capacity.

GOALS

This project is specifically designed to build the resilience of coastal cities to the impacts of climate change and natural disasters, with a special focus on adaptation actions that favor the poor and involve and benefit the most vulnerable communities in the city.

We believe that the key to doing so is to increase the capacity of coastal communities to implement climate change adaptation actions. This will be achieved through three key actions:
(1) Protect
(2) Sustain
(3) Conserve

TARGET

  1. Restoration of natural protection to increase resilience from flood hazards and risk exposure and vulnerability by restoring mangrove ecosystems and increasing protection of coastal areas where gaps remain. – [Action to Protect
  2. Development of a Climate Change Information System based on various datasets related to climate change indicators in various areas in Pekalongan City. The aim is to develop resilient livelihood strategies, incorporating formal scientific data and relevant local knowledge and wisdom. – [Maintain Action];
  3. Engagement and engagement of local and city government stakeholders in developing Local Climate Adaptation Action Plans and implementing climate smart actions. The proposed program will conduct capacity building activities for local government and city stakeholders to develop Plans and to implement climate smart actions. – [[Sustaining Action];
  4. Mainstreaming climate change adaptation and resilience into the development plan of Central Java Province, which will lead to better climate-related policies in climate financing and bottom-up planning. – [Action Preserve];
  5. Strengthen vertical coordination and collaboration between central and local governments in the context of climate adaptation and enrich coastal resilience knowledge, tools and methodologies for the central government. – [Action Preserve].

LOCATION


The project is implemented in Pekalongan City, Central Java Province.
Status: Implementer
Funded by : Adaptation Fund
Duration : Dec 23, 2020 – Dec 31, 2022
Budget : USD $5,972,670
Managed by : Sustainable Governance Strategic (SGS) Unit

2016

Pada bulan Maret 2016, KEMITRAAN menerima akreditasi internasional dari Adaptation Fund. Dewan Adaptation Fund, dalam pertemuannya yang ke-27, memutuskan untuk mengakreditasi KEMITRAAN sebagai National Implementing Entity (NIE) dari Adaptation Fund. KEMITRAAN menjadi lembaga pertama dan satu-satunya lembaga Indonesia yang terakreditasi sebagai NIE Adaptation Fund di Indonesia.

2020

Perjanjian ini ditandatangani antara Green Climate Fund (GCF) dan KEMITRAAN. Perjanjian ini meresmikan akuntabilitas KEMITRAAN dalam melaksanakan proyek-proyek yang disetujui oleh GCF.

 

Untuk diketahui, GCF adalah dana khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons perubahan iklim.

 

Dana ini dihimpun oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada tahun 2010. GCF memiliki peran penting dalam mewujudkan Perjanjian Paris, yakni mendukung tujuan untuk menjaga kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat celsius.

2000-2003

KEMITRAAN memainkan peran krusial dalam mendukung pengembangan undang-undang untuk membentuk KPK. Hal ini diikuti dengan langkah mendukung Pemerintah dan DPR dalam memilih calon komisioner yang kompeten dan juga mendukung kelompok masyarakat sipil untuk mengawasi secara kritis proses seleksinya. Setelah komisioner ditunjuk, mereka meminta KEMITRAAN untuk membantu mendesain kelembagaan dan rekrutmen awal KPK, serta memainkan peran sebagai koordinator donor. Sangat jelas bahwa KEMITRAAN memainkan peran kunci dalam mendukung KPK untuk mengembangkan kapasitas dan strategi yang diperlukan agar dapat bekerja seefektif mungkin.

2003

Pada tahun 2003, KEMITRAAN menjadi badan hukum yang independen yang terdaftar sebagai Persekutuan Perdata Nirlaba. Pada saat itu, KEMITRAAN masih menjadi program yang dikelola oleh UNDP hingga akhir tahun 2009. Sejak awal tahun 2010, KEMITRAAN mengambil alih tanggung jawab dan akuntabilitas penuh atas program-program dan perkembangannya.

1999-2000

Kemitraan bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan, atau KEMITRAAN, didirikan pada tahun 2000 setelah berlangsungnya pemilihan umum pertama di Indonesia yang bebas dan adil pada tahun 1999. Pemilu bersejarah ini merupakan langkah penting dalam upaya Indonesia keluar dari masa lalu yang otoriter menuju masa depan yang demokratis. KEMITRAAN didirikan dari dana perwalian multi-donor dan dikelola oleh United Nations Development Programme (UNDP) dengan mandat untuk memajukan reformasi tata kelola pemerintahan di Indonesia.

2020

Perjanjian ini ditandatangani antara Green Climate Fund (GCF) dan KEMITRAAN. Perjanjian ini meresmikan akuntabilitas KEMITRAAN dalam melaksanakan proyek-proyek yang disetujui oleh GCF.

Untuk diketahui, GCF adalah dana khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons perubahan iklim.

Dana ini dihimpun oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada tahun 2010. GCF memiliki peran penting dalam mewujudkan Perjanjian Paris, yakni mendukung tujuan untuk menjaga kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat celsius.

1999-2000

Kemitraan bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan, atau KEMITRAAN, didirikan pada tahun 2000 setelah berlangsungnya pemilihan umum pertama di Indonesia yang bebas dan adil pada tahun 1999. Pemilu bersejarah ini merupakan langkah penting dalam upaya Indonesia keluar dari masa lalu yang otoriter menuju masa depan yang demokratis. KEMITRAAN didirikan dari dana perwalian multi-donor dan dikelola oleh United Nations Development Programme (UNDP) dengan mandat untuk memajukan reformasi tata kelola pemerintahan di Indonesia.