Pekalongan, 30 November 2023 – KEMITRAAN bekerja sama dengan Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah melalui Program Adaptation Fund (AF) Pekalongan selalu berupaya meningkatkan ketahanan masyarakat pesisir Pekalongan dalam upaya menghadapi dampak perubahan iklim dan bencana alam. Hal ini dilakukan melalui pembangunan infrastruktur dan sarana pendukung pemberdayaan ekonomi.
Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid atau Aaf turut meresmikan pembangunan infrastruktur dan sarana pendukung ditandai dengan groundbreaking (peletakan batu pertama) di area Pekalongan Mangrove Park pada Kamis (30/11/2023). Proyek ini mencakup pembangunan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK), Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), breakwater, bangunan pendukung ekowisata, serta program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui urban Farming dan wanamina
“Groundbreaking ini menjadi manifestasi nyata dari komitmen bersama antara Pemerintah Kota Pekalongan dengan pihak KEMITRAAN,” ujar Aaf.
Acara penandatanganan bersejarah ini dihadiri pula oleh perwakilan dari Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dirjen PPI – KLHK) Nurul Muslikah. Melalui sambutannya, Nurul menyampaikan bahwa KLHK akan selalu mendukung pelaksanaan program AF Pekalongan dan berkomitmen untuk terus terlibat aktif melakukan pengawasan di lapangan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif KEMITRAAN Laode M Syarif menegaskan komitmen bersamanya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Beliau menyampaikan bahwa
“Acara ini adalah simbol komitmen kita dalam pembangunan infrastruktur, dan kami sangat berharap agar proses perizinan segera selesai untuk memastikan realisasi pembangunan yang cepat. Kami mengapresiasi perubahan nama PIM menjadi PMP, yang diharapkan menjadi pemantik peningkatan ekonomi dan pelestarian lingkungan,” tutur Syarif.
“Kelancaran proses UF, Wanamina, MCK, dan TPST juga menjadi harapan kami. Program AF Pekalongan diharapkan menjadi pemantik dan percontohan untuk alokasi dana adaptasi perubahan iklim, terlebih adanya kabar gembira bahwa Green Climate Fund menyetujui pendampingan untuk 3 kabupaten dan 1 kota di Jawa Tengah. Kami berharap KEMITRAAN dapat memperluas manfaat program AF, sambil menyampaikan terima kasih atas dukungan masyarakat,” ujar Syarif
Acara ini kemudian dilanjutkan dengan peletakkan batu pertama secara simbolis sekaligus penandatanganan prasasti oleh pihak-pihak kunci yang mencakup Direktur Eksekutif KEMITRAAN Laode M Syarif, Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid , Ketua DPRD Kota Pekalongan Mohamad Azmi Basyir, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sarworini dan Perwakilan Dirjen PPI – KLHK Nurul Muslikah
Proyek pembangunan Infrakstruktur dan Sarana Pemberdayaan Ekonomi di Pekalongan ini telah mengalami kemajuan signifikan. Pada bulan Desember akan dimulai pembangunan MCK Komunal yang menjadi langkah awal dalam menciptakan infrastruktur yang mendukung kehidupan masyarakat. Kemudian, di bulan Januari hingga Maret 2024, proyek ini akan memasuki tahap pembangunan breakwater, dan sarana pendukung pemberdayaan ekonomi seperti urban farming dan ekowisata.
Peletakkan batu pertama dan penandatanganan prasasti ini menjadi simbol dari komitmen serius untuk mewujudkan pembangunan holistik di berbagai sektor. Proyek-proyek ini tidak hanya menghadirkan infrastruktur fisik, tetapi juga meneguhkan tekad untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pemberdayaan ekonomi dan sinergi antara sektor publik dan swasta untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan di Kota Pekalongan.
Perjanjian ini ditandatangani antara Green Climate Fund (GCF) dan KEMITRAAN. Perjanjian ini meresmikan akuntabilitas KEMITRAAN dalam melaksanakan proyek-proyek yang disetujui oleh GCF.
Untuk diketahui, GCF adalah dana khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons perubahan iklim.
Dana ini dihimpun oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada tahun 2010. GCF memiliki peran penting dalam mewujudkan Perjanjian Paris, yakni mendukung tujuan untuk menjaga kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat celsius.