Monitoring, Evaluation and Learning (MEL) Specialist – EnABLE

Durasi Kontrak: 6 Bulan (dengan kemungkinan perpanjangan)
Melapor Kepada: Project Coordinator – EnABLE
Departemen: Environmental Sustainable Governance (ESG)
Penempatan: Samarinda, Kalimantan Timur

Latar Belakang Proyek

Proyek EnABLE didanai oleh World Bank melalui skema multi-donor trust fund dengan tujuan meningkatkan inklusivitas kelompok masyarakat marjinal dan rentan—khususnya masyarakat adat dan perempuan—dalam East Kalimantan Emission Reduction Program (ERP).

Proyek ini menjangkau sekitar 95 desa di Kabupaten Paser, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, dan Mahakam Ulu. Kegiatan difokuskan pada peningkatan kapasitas, penghidupan berkelanjutan yang ramah lingkungan, serta penguatan sistem manajemen proyek dan pembelajaran.

KEMITRAAN bertindak sebagai Implementing Agency EnABLE Phase II dan akan merekrut MEL Specialist untuk mendukung pengelolaan siklus proyek secara efektif.


Tugas dan Tanggung Jawab

MEL Specialist bertanggung jawab untuk mengoordinasikan sistem Monitoring, Evaluation, and Learning (MEL) proyek, termasuk:

  • Mengembangkan rencana dan perangkat Monitoring, Evaluation, and Learning (MEL)
  • Melatih dan mendiseminasikan rencana serta alat MEL kepada staf proyek
  • Memimpin penyusunan baseline dan endline (termasuk ToR dan pemantauan pelaksanaan)
  • Mengelola database proyek, termasuk data terkait LMP dan SEP (pengaduan, penyelesaian, dll.)
  • Melakukan pemantauan dan evaluasi rutin terhadap pelaksanaan proyek
  • Memantau penerapan aspek Environment & Social Management (SEP dan LMP)
  • Menyusun laporan MEL proyek, termasuk kepatuhan aspek lingkungan dan sosial
  • Mengumpulkan dan mendokumentasikan pembelajaran proyek (best practices, lessons learned, success stories)
  • Mendukung survei persepsi, studi lanjutan, dan evaluasi eksternal
  • Menyusun bahan presentasi dan laporan perkembangan proyek kepada manajemen dan pemangku kepentingan

Kompetensi yang Diharapkan

  • Kerja Sama & Tanggung Jawab Organisasi
  • Orientasi pada Hasil dan Kualitas
  • Kemampuan Komunikasi Lisan dan Tulisan
  • Kemampuan Analisis dan Inovasi
  • Kemampuan Jejaring dan Kolaborasi
  • Penguasaan Teknologi Informasi dan Manajemen Data

Kualifikasi

Pendidikan

  • Minimal S1 di bidang Ilmu Sosial atau bidang relevan
  • S2 diutamakan

Pengalaman

  • Minimal 5 tahun pengalaman relevan di bidang Monitoring, Evaluation, and Learning
  • Pengalaman pada proyek yang didanai World Bank menjadi nilai tambah
  • Berpengalaman dalam manajemen data dan analisis (Excel atau alat sejenis)
  • Berpengalaman bekerja dengan pemerintah, CSO, sektor swasta, dan komunitas akar rumput

Kompetensi Bahasa

  • Menguasai Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (lisan dan tulisan)

Lokasi Penugasan

Berbasis di Samarinda, dengan perjalanan dinas ke:

  • Kutai Barat
  • Paser
  • Kutai Kartanegara
  • Mahakam Ulu

Kandidat yang Kami Cari

Kami mencari individu yang berpegang pada integritas, akuntabilitas, inklusivitas, serta memiliki komitmen untuk memajukan tata kelola kolaboratif dan pembangunan berkelanjutan.

Cara Melamar

Kirimkan CV, surat lamaran, dan dokumen pendukung melalui tautan di bawah sebelum 31 Desember 2025. Hanya kandidat yang terpilih yang akan dihubungi.

Lamar Sekarang

2016

Pada bulan Maret 2016, KEMITRAAN menerima akreditasi internasional dari Adaptation Fund. Dewan Adaptation Fund, dalam pertemuannya yang ke-27, memutuskan untuk mengakreditasi KEMITRAAN sebagai National Implementing Entity (NIE) dari Adaptation Fund. KEMITRAAN menjadi lembaga pertama dan satu-satunya lembaga Indonesia yang terakreditasi sebagai NIE Adaptation Fund di Indonesia.

2020

Perjanjian ini ditandatangani antara Green Climate Fund (GCF) dan KEMITRAAN. Perjanjian ini meresmikan akuntabilitas KEMITRAAN dalam melaksanakan proyek-proyek yang disetujui oleh GCF.

 

Untuk diketahui, GCF adalah dana khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons perubahan iklim.

 

Dana ini dihimpun oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada tahun 2010. GCF memiliki peran penting dalam mewujudkan Perjanjian Paris, yakni mendukung tujuan untuk menjaga kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat celsius.

2000-2003

KEMITRAAN memainkan peran krusial dalam mendukung pengembangan undang-undang untuk membentuk KPK. Hal ini diikuti dengan langkah mendukung Pemerintah dan DPR dalam memilih calon komisioner yang kompeten dan juga mendukung kelompok masyarakat sipil untuk mengawasi secara kritis proses seleksinya. Setelah komisioner ditunjuk, mereka meminta KEMITRAAN untuk membantu mendesain kelembagaan dan rekrutmen awal KPK, serta memainkan peran sebagai koordinator donor. Sangat jelas bahwa KEMITRAAN memainkan peran kunci dalam mendukung KPK untuk mengembangkan kapasitas dan strategi yang diperlukan agar dapat bekerja seefektif mungkin.

2003

Pada tahun 2003, KEMITRAAN menjadi badan hukum yang independen yang terdaftar sebagai Persekutuan Perdata Nirlaba. Pada saat itu, KEMITRAAN masih menjadi program yang dikelola oleh UNDP hingga akhir tahun 2009. Sejak awal tahun 2010, KEMITRAAN mengambil alih tanggung jawab dan akuntabilitas penuh atas program-program dan perkembangannya.

1999-2000

Kemitraan bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan, atau KEMITRAAN, didirikan pada tahun 2000 setelah berlangsungnya pemilihan umum pertama di Indonesia yang bebas dan adil pada tahun 1999. Pemilu bersejarah ini merupakan langkah penting dalam upaya Indonesia keluar dari masa lalu yang otoriter menuju masa depan yang demokratis. KEMITRAAN didirikan dari dana perwalian multi-donor dan dikelola oleh United Nations Development Programme (UNDP) dengan mandat untuk memajukan reformasi tata kelola pemerintahan di Indonesia.

2020

Perjanjian ini ditandatangani antara Green Climate Fund (GCF) dan KEMITRAAN. Perjanjian ini meresmikan akuntabilitas KEMITRAAN dalam melaksanakan proyek-proyek yang disetujui oleh GCF.

Untuk diketahui, GCF adalah dana khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons perubahan iklim.

Dana ini dihimpun oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada tahun 2010. GCF memiliki peran penting dalam mewujudkan Perjanjian Paris, yakni mendukung tujuan untuk menjaga kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat celsius.

1999-2000

Kemitraan bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan, atau KEMITRAAN, didirikan pada tahun 2000 setelah berlangsungnya pemilihan umum pertama di Indonesia yang bebas dan adil pada tahun 1999. Pemilu bersejarah ini merupakan langkah penting dalam upaya Indonesia keluar dari masa lalu yang otoriter menuju masa depan yang demokratis. KEMITRAAN didirikan dari dana perwalian multi-donor dan dikelola oleh United Nations Development Programme (UNDP) dengan mandat untuk memajukan reformasi tata kelola pemerintahan di Indonesia.