Kemitraan-Partnership kedatangan rombongan peneliti gambut, Senin 21 Januari 2019 lalu. Mereka adalah mahasiswa paska sarjana dari Royal College of Art, London. Berbeda dengan lazimnya peneliti gambut, para mahasiswa ini memiliki latar belakang studi arsitektur. Mereka meneliti gambut, khususnya gambut Kalimantan, lalu memperlakukan persoalan gambut itu sebagai studio, sebuah kanvas besar tempat mereka ’melukis’ desain arsitektural yang masif.
Selama satu setengah tahun, mereka bergelut dengan segala literatur, peta dan sumber sekunder mengenai gambut yang bisa mereka peroleh. Hasil research mereka diterjemahkan ke dalam peta-peta dan desain arsitektural yang menunjukkan bagaimana arsitektur bisa membantu memecahkan berbagai persoalan gambut, dan persoalan Masyarakat yang hidup dalam kawasan hidrologi gambut.
Dalam kunjungan Ke Kemitraan-Partnership, para mahasiswa program Environmental Architecture ini membawa tumpukan dokumen hasil riset dan desain mereka. Melihat beberapa peta hasil karya mereka, Novrizal, National Civil Engineering Expert untuk Program Desa Peduli Gambut Kemitraan, sangat terkesan. ”Peta mereka unik betul, bisa menjelaskan berbagai sudut pandang persoalan gambut dalam gambar,” kata Novrizal.
Tapi, para Mahasiswa ini datang bukan hanya untuk mempresentasikan hasil risetnya. Mereka datang karena sadar bahwa riset mereka adalah riset dari data sekunder. Maka mereka juga datang untuk memperoleh pengetahuan mengenai gambut dari tangan pertama.
Amalia Prameswari, Project Officer Desa Peduli Gambut Kemitraan pun menyambut berbagai pertanyaan keingintahuan rombongan mahasiswa ini. Amalia menjelaskan berbagai aspek kerja Kemitraan dalam program Desa Peduli Gambut, terutama berbagai hal yang dihadapi Kemitraan di lokasi program di Kalimantan. Selain Amelia dan Novrizal yang memberikan informasi dan pengetahuan mengenai gambut di Kalimantan, Yekti Wahyuni, Project Officer Desa Peduli Gambut untuk Riau dan Jambi, serta Muki Wicaksono dari divisi Monitoring and Evaluation juga hadir berdiskusi menjawab berbagai pertanyaan rombongan mahasiswa ini.
Christina Leigh Geros, Dosen pendamping rombongan mahasiswa paskasarjana Environmental Architectural ini, mengatakan di akhir diskusi bahwa sesi berbagi informasi ini sangat bermanfaat. ”Saya berharap Kemitraan dapat terus membantu para mahasiswa dalam riset mereka, termasuk saat mereka nanti turun lapangan ke lokasi kawasan gambut di Kalimantan Tengah,” kata Christina.
Selain bertandang ke para praktisi gambut di Jakarta, para mahasiswa ini memang berencana mengunjungi desa lokasi gambut di Kalimantan Tengah. Terhadap permintaan ini, Kemitraan tentu tak berkeberatan lokasi Program Desa Peduli Gambut menjadi lokasi riset mahasiswa Royal College of Art, London ini.