Lembaga International Development Research Center (IDRC) menyelenggarakan rapat koordinasi kedua Think Climate Initiative (TCI) Indonesia secara daring pada tanggal 15 – 17 Maret 2022. Rapat ini didedikasikan untuk seluruh mitra hink tank Indonesia yang mendapat dukungan dari IDRC dan Oak Foundation. Pertemuan tiga hari ini bertujuan untuk berbagi tentang kegiatan dan pencapaian yang telah dilaksanakan para mitra sejak April 2021. Selain itu, pertemuan ini juga memberikan sesi pembelajaran gender peer dari mitra IDRC, yaitu Gender@Work. Dalam pertemuan ini, KEMITRAAN mengirimkan 10 orang staf unit Knowledge Management Learning yang merupakan personil dari proyek Think Climate Initiative.
Pertemuan ini dilaksanakan melalui metode yang menarik dengan menerapkan role-playing game ( bermain peran), terutama saat masing-masing mitra berbagi tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan. Metode bermain peran ini merupakan lanjutan dari pertemuan TCI pertama pada Juli 2021.
Pada waktu itu, masing-masing mitra berpura-pura menjadi suatu bangsa di sebuah pulau. Dalam pertemuan tersebut, masing-masing mitra menyampaikan nama bangsa, spesialisasi, moto, kebijakan, dan wilayah kerja geografisnya. Pada pertemuan kali ini, metode bermain peran digunakan Forum Menteri untuk menginformasikan pencapaian masing-masing mitra dengan menghadirkan tiga anggota yang berpura-pura sebagai Menteri Ilmu Pengetahuan, Menteri Dalam Negeri dan Pendidikan, dan Menteri Luar Negeri. Setiap Menteri diminta untuk menceritakan pencapaian, tantangan dan cara mengatasinya.
Regitri, Amalia dan Irfan terpilih menjadi para Menteri KEMITRAAN. Regitri, Menteri Ilmu Pengetahuan mengatakan bahwa mereka sukses menggelar beberapa kegiatan penelitian termasuk pertemuan konsultasi dengan Kementerian Keuangan RI dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Amalia, Menteri Dalam Negeri dan Pendidikan melaporkan bahwa KEMITRAAN telah menerima 6 sertifikat nasional bagi staf mereka untuk sertifikasi Nasional dalam pelatihan metodologi penelitian (5 orang) dan Pengadaan Barang dan Jasa Publik (1 orang).
KEMITRAAN juga berhasil meningkatkan pengetahuan staf melalui serangkaian pelatihan dasar gender, pelatihan penjenamaan, kursus bahasa Inggris umum dan penulisan laporan, pada tahun pertama proyek. Sementara itu, Menteri Luar Negeri, Irfan, menyatakan bahwa KEMITRAAN mendukung kerja Kementerian Keuangan RI dengan mempromosikan Program Penandaan APBD terkait isu perubahan iklim (Climate Budget Tagging) kepada 6 Pemerintah Daerah bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri. Ia juga mengatakan bahwa KEMITRAAN berperan penting dalam kegiatan Kolaborasi TCI dengan mitra lain. Pada akhirnya, semua Menteri juga sepakat bahwa tantangan utama dalam implementasi tersebut adalah situasi pandemi yang membatasi mobilisasi kegiatan.
Setelah mendengarkan presentasi semua menteri dari semua negara, masing-masing mitra berhasil terinspirasi satu sama lain. Misalnya, KEMITRAAN menginspirasi semua mitra untuk mempertimbangkan untuk mengadakan pelatihan penjenamaan. ementara itu KEMITRAAN juga terinspirasi oleh WRI, KotaKita dan Inobu untuk menyeimbangkan keterampilan dan pengetahuan khususnya bagi peneliti. Tim KEMITRAAN sangat tertarik untuk belajar bagaimana melakukan penelitian tentang situasi pandemi dari WRI dan juga melakukan penelitian partisipatif yang dipresentasikan oleh KotaKita.
Hari kedua difokuskan pada sesi pembelajaran Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial (GESI). Dalam sesi ini, semua mitra diminta untuk mengidentifikasi hasil yang ingin dicapai, seperti apa gambaran kesuksesan, tantangan yang mungkin dihadapi dan halyang bisa membantu kita untuk mencapai hasil tersebut dari sesi sharing jam board. Dalam sesi tersebut, semua mitra sepakat bahwa ada elemen umum yang dapat menjadi dasar bagi komunitas untuk belajar dan fokus pada intervensi efektif untuk mengatasi GESI sebagai bagian dari upaya mengatasi perubahan iklim. Sesi pembelajaran ini difasilitasi oleh Kalyani Menon-Sen dan Ray Gordezky dari Gender@Work.
Pada hari ketiga, seluruh mitra diajak untuk melakukan pitching ide untuk project kolaborasi. Dalam sesi ini, KEMITRAAN memberikan gagasan mengenai kegiatan “Meningkatkan kesadaran dampak perubahan iklim di kalangan pemuda dan politisi muda untuk pemilu 2024”. Hampir semua perwakilan mitra tertarik dan menghadiri sosialisasi ide proyek tersebut. Terbukti dengan partisipasi aktif dari masing-masing mitra untuk berkontribusi dalam mengidentifikasi sisi positif dari ide ini dan tantangan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Terakhir, mereka mengakui bahwa kegiatan ini mampu memantik politisi muda untuk sadar akan isu perubahan iklim. Selanjutnya, isu perubahan iklim akan menjadi salah satu agenda politik mereka.
Untuk informasi detail terkait acara tiga hari tersebut dapat diakses melalui laporan IDRC pada link berikut ini.