MAKASSAR – KEMITRAAN bersama Anti-Corruption Committee (ACC) menyelenggarakan Festival Antikorupsi di halaman kantor ACC, Makassar, Minggu (8/12/2024). Acara tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) yang jatuh setiap 9 Desember. Acara yang diinisiasi orang-orang muda tersebut berlangsung meriah di tengah guyuran hujan deras.
Berbagai perwakilan anak muda hadir dalam Festival Antikorupsi, mulai dari perwakilan anak muda disabilitas, kelompok agama, dan sejumlah mahasiswa dari banyak universitas di Makassar. Dalam sambutannya, Program Manager INTEGRITAS KEMITRAAN Danardono Siradjudin menyampaikan pentingnya peran anak muda dalam memberantas korupsi.
“Generasi muda saat ini menjadi harapan baru. Di tangan anak muda lah masa depan pemberantasan korupsi berada,” ujar Danar.
Acara lalu dilanjutkan dengan diskusi yang diisi oleh dua legislator muda di DPRD Sulawesi Selatan yakni Anarchie Arus Bakti dan Andi Tenri Abeng Salangketo. Ada pula perwakilan dari Youth Integrity Center (YIC) Noor Adelia dan Ali Asrawi Ramadhan selaku peneliti ACC.
Diskusi tersebut membahas peran anak muda dalam pemberantasan korupsi. Bakti dan Tenri menceritakan pengalamannya selaku legislator muda dalam mengawasi proses penganggaran di DPRD Sulawesi Selatan. Bakti mengatakan para legislator muda punya semangat yang kuat untuk mencegah korupsi selama bertugas.
“Selaku anak muda kami sangat ingin terlibat langsung dalam pemberantasan korupsi. Dan kami selalu kami upayakan dalam tugas kami sehari-sehari sebagai anggota legislative,” ujar Bakti.
Hal senada disampaikan Tenri. Ia pun kerap ditanyai perannya dalam memberantas korupsi saat bertugas sebagai legislator di DPRD Sulawesi Selatan. Menurut Tenri, tanggung jawab anggota DPRD sangat besar dalam mengawal proses penganggaran yang kerap menjadi titik pangkal korupsi.
“Karena itu kamu selaku legislator selalu memasimalkan pean kami dalam menjalankan hak budgeting di DPRD,” ujar Tenri.
Sementara itu Adelia dari YIC menekankan pentingnya peran masyarakat sipil dalam memberantas korupsi. Ia menceritakan pengalamannya di YIC dalam mengawasi proses pengadaan barang dan jasa. Di situ ia menemukan banyaknya anggaran yang tidak masuk akal dengan modus penggelumbungan. Akibatnya banyak barang yang kualitasnya tidak sebanding dengan harganya yang mahal.
Ia mengatakan korupsi seolah-olah merupakan topik yang jauh dari anak muda. Namun sejatinya korupsi sangat dekan dengan kehidupan sehari-hari anak muda. Ia mencontohkan banyaknya fasilitas Pendidikan yang tidak layak lantaran anggaran pembangunannya dikorupsi. Hal itu tentunya sangat merugikan anak muda.
“Karena itu kita wajib dan harus terlibat dalam pemberantasan koruspi. Karena anak muda bisa menjadi korban dari korupsi,” ujar Adel.