JAKARTA – Gusdurian Jakarta bersama alumni Training of Trainer (ToT) Ketahanan Pemilih terhadap Politik Uang akan mengadakan diskusi terbuka bertajuk “Strategi Pemuda Lintas Iman Melawan Politik Uang.” Acara ini didukung oleh KEMITRAAN, bekerja sama dengan KOPEL dan Gusdurian Jakarta, bertujuan mengedukasi generasi muda tentang pentingnya integritas dalam proses pemilu di Indonesia. Mereka diharapkan menjadi ujung tombak dalam melawan politik uang di Pilkada Serentak 2024.
Sebagai kelanjutan dari ToT sebelumnya yang dilakukan di lima provinsi (Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan), diskusi kali ini mengundang pemuda lintas agama dari beragam komunitas di Jakarta untuk berbagi pengalaman dan merumuskan strategi kampanye anti-politik uang. Dalam kegiatan ini, peserta akan berdiskusi tentang pentingnya ketahanan diri dalam menghadapi tawaran politik uang, serta menyusun rencana aksi dan kampanye digital untuk menyebarluaskan pesan-pesan anti-politik uang.
Hal ini penting dilakukan mengingat politik uang makin dianggap lumrah oleh masyarakat. Survei Indikator Politik Indonesia. Temuan survey Indikator menyatakan pada Pemilu 2019 sebanyak 9,8 persen pemilih menyatakan menolak politik uang. Sedangkan di Pemilu 2024 jumlah pemilih yang menolak politik uang menurun ke angka 8 persen. Selain itu, jumlah pemilih yang mendasarkan pilihannya karena uang meningkat dari 28 persen di Pemilu 2019 menjadi 35 persen di Pemilu 2024. Temuan tersebut sangat mengkhawatirkan dan makin mengukuhkan nilai penting acara diskusi anti-politik uang yang diselenggarakan pemuda lintas iman ini.
Paulus Sihombing, Ketua Pemuda Jemaat GKP “EBENHAEZER” Cawang dan alumni ToT, menyatakan
perlunya membangun kesadaran bersama bahwa pemilu yang bersih tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga warga negara.
“Dengan kolaborasi lintas iman, kami berharap dapat membawa dampak positif dalam meningkatkan
pemahaman pemuda tentang bahaya politik uang,” ujar Paulus.
Fitriah dan M. Alif Khatami, Penggerak Gusdurian Jakarta sekaligus alumni ToT, juga akan turut hadir sebagai pembicara dan fasilitator dalam diskusi ini. Sementara itu, perwakilan dari Bawaslu Provinsi Jakarta akan memberikan pandangannya mengenai tantangan yang dihadapi dalam pengawasan politik uang di lapangan, sekaligus memberikan sosialisasi mengenai teknis pelaporan pelanggaran dalam pemilu, khususnya Pilkada yang akan berlangsung sebentar lagi.
Acara diadakan di Rumah Pergerakan Griya Gusdur, Jl. Taman Amir Hamzah No. 8, Menteng, Jakarta
Pusat, mulai pukul 13.00 hingga 17.00 WIB. Diskusi ini akan diikuti oleh sekitar 60 peserta yang mewakili
berbagai komunitas lintas agama, termasuk kelompok difabel dan komunitas penghayat kepercayaan.
Diskusi ini diharapkan mampu menghasilkan strategi kampanye digital yang akan dibagikan oleh pemuda lintas agama, demi terciptanya pilkada yang lebih bersih dan berintegritas. Melalui kolaborasi dan edukasi lintas agama ini, para peserta akan didorong untuk menyebarkan narasi positif anti-politik uang di berbagai platform digital dan komunitas masing-masing.