Beranda / Publication

KEMITRAAN dan Kemendagri Gelar Finalisasi Panduan RPJMD dan SIPD, Dorong Pembangunan Inklusif

JAKARTA – KEMITRAAN bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Bappenas menggelar Finalisasi Panduan RPJMD dan Petunjuk Teknis Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) pada 19 – 20 April 2025 di Jakarta. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya besar dalam menjembatani kebutuhan kelompok rentan—seperti perempuan adat, disabilitas, dan komunitas marginal—dengan proses perencanaan pembangunan yang selama ini terlalu teknokratis dan kerap eksklusif.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pengarusutamaan Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta dalam sistem SIPD yang digunakan dalam proses perencanaan pembangunan daerah. Upaya ini sejalan dengan UU No. 59 Tahun 2024 tentang RPJPN 2025–2045 dan Perpres No. 12 Tahun 2025 tentang RPJMN yang menekankan pembangunan inklusif dan transformasi sosial.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin memastikan bahwa pendekatan inklusi sosial dapat terakomodasi dalam panduan perencanaan pembangunan, agar kelompok rentan dan marginal dapat terlibat secara bermakna,” ujar Moch Yasir Sani, Program Manager KEMITRAAN, dalam sambutannya.

Acara menghadirkan berbagai narasumber dari lintas kementerian dan organisasi, termasuk dari Bappenas, Sekretariat Nasional SDGs, dan organisasi masyarakat sipil. Beberapa isu yang dibahas antara lain kebijakan pembangunan daerah yang responsif gender, partisipasi kelompok marginal dalam proses perencanaan, serta pengembangan fitur penandaan tematik dalam SIPD.

Perwakilan dari Seknas SDGs mengingatkan pentingnya memasukkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan keadilan sosial ke dalam dokumen RPJMD, sementara dari Bappenas menggarisbawahi bahwa UU RPJPN 2025–2045 telah mengamanatkan transformasi sosial sebagai pondasi utama pembangunan nasional.

Forum ini juga menggali praktik baik dari daerah—bagaimana pemerintah lokal mulai memanfaatkan SIPD secara maksimal dan mengintegrasikan isu-isu GEDSI (Gender Equality, Disability, and Social Inclusion) ke dalam perencanaan pembangunan.

Diskusi teknis juga dilakukan untuk membahas pemanfaatan modul informasi pembangunan daerah dan peluang pengarusutamaan GEDSI di dalam SIPD. Hasil diskusi ini akan menjadi masukan dalam penyusunan panduan resmi RPJMD dan SIPD oleh Kemendagri.

Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 40 peserta yang terdiri dari perwakilan Kemendagri, tim Estungkara-KEMITRAAN, serta mitra pembangunan lainnya. Di akhir pertemuan, semangat yang tercipta tak sekadar pada hasil dokumen panduan, tapi juga tumbuh dari kesadaran bersama: bahwa inklusi bukan hanya kata kunci, melainkan komitmen bersama untuk Indonesia yang lebih adil dan setara

2016

Pada bulan Maret 2016, KEMITRAAN menerima akreditasi internasional dari Adaptation Fund. Dewan Adaptation Fund, dalam pertemuannya yang ke-27, memutuskan untuk mengakreditasi KEMITRAAN sebagai National Implementing Entity (NIE) dari Adaptation Fund. KEMITRAAN menjadi lembaga pertama dan satu-satunya lembaga Indonesia yang terakreditasi sebagai NIE Adaptation Fund di Indonesia.

2020

Perjanjian ini ditandatangani antara Green Climate Fund (GCF) dan KEMITRAAN. Perjanjian ini meresmikan akuntabilitas KEMITRAAN dalam melaksanakan proyek-proyek yang disetujui oleh GCF.

 

Untuk diketahui, GCF adalah dana khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons perubahan iklim.

 

Dana ini dihimpun oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada tahun 2010. GCF memiliki peran penting dalam mewujudkan Perjanjian Paris, yakni mendukung tujuan untuk menjaga kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat celsius.

2000-2003

KEMITRAAN memainkan peran krusial dalam mendukung pengembangan undang-undang untuk membentuk KPK. Hal ini diikuti dengan langkah mendukung Pemerintah dan DPR dalam memilih calon komisioner yang kompeten dan juga mendukung kelompok masyarakat sipil untuk mengawasi secara kritis proses seleksinya. Setelah komisioner ditunjuk, mereka meminta KEMITRAAN untuk membantu mendesain kelembagaan dan rekrutmen awal KPK, serta memainkan peran sebagai koordinator donor. Sangat jelas bahwa KEMITRAAN memainkan peran kunci dalam mendukung KPK untuk mengembangkan kapasitas dan strategi yang diperlukan agar dapat bekerja seefektif mungkin.

2003

Pada tahun 2003, KEMITRAAN menjadi badan hukum yang independen yang terdaftar sebagai Persekutuan Perdata Nirlaba. Pada saat itu, KEMITRAAN masih menjadi program yang dikelola oleh UNDP hingga akhir tahun 2009. Sejak awal tahun 2010, KEMITRAAN mengambil alih tanggung jawab dan akuntabilitas penuh atas program-program dan perkembangannya.

1999-2000

Kemitraan bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan, atau KEMITRAAN, didirikan pada tahun 2000 setelah berlangsungnya pemilihan umum pertama di Indonesia yang bebas dan adil pada tahun 1999. Pemilu bersejarah ini merupakan langkah penting dalam upaya Indonesia keluar dari masa lalu yang otoriter menuju masa depan yang demokratis. KEMITRAAN didirikan dari dana perwalian multi-donor dan dikelola oleh United Nations Development Programme (UNDP) dengan mandat untuk memajukan reformasi tata kelola pemerintahan di Indonesia.

2020

Perjanjian ini ditandatangani antara Green Climate Fund (GCF) dan KEMITRAAN. Perjanjian ini meresmikan akuntabilitas KEMITRAAN dalam melaksanakan proyek-proyek yang disetujui oleh GCF.

Untuk diketahui, GCF adalah dana khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons perubahan iklim.

Dana ini dihimpun oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada tahun 2010. GCF memiliki peran penting dalam mewujudkan Perjanjian Paris, yakni mendukung tujuan untuk menjaga kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat celsius.

1999-2000

Kemitraan bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan, atau KEMITRAAN, didirikan pada tahun 2000 setelah berlangsungnya pemilihan umum pertama di Indonesia yang bebas dan adil pada tahun 1999. Pemilu bersejarah ini merupakan langkah penting dalam upaya Indonesia keluar dari masa lalu yang otoriter menuju masa depan yang demokratis. KEMITRAAN didirikan dari dana perwalian multi-donor dan dikelola oleh United Nations Development Programme (UNDP) dengan mandat untuk memajukan reformasi tata kelola pemerintahan di Indonesia.