Beranda / Publication

Dorong Tata Kelola Inklusif, KEMITRAAN Gelar Workshop dan Asistensi RPJMD-SIPD

JAKARTA – KEMITRAAN melalui Program Estungkara yang didukung oleh INKLUSI menyelenggarakan Workshop Perencanaan Pembangunan Daerah yang Inklusif dan Asistensi Implementasi SIPD dalam Fasilitasi Dokumen RPJMD pada 21–24 April 2025 di Hotel Swiss-Belresidences Kalibata, Jakarta.

Kegiatan ini merupakan bagian dari kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia melalui program INKLUSI, yang bertujuan untuk mendorong perencanaan pembangunan daerah yang lebih inklusif dan responsif terhadap kelompok rentan seperti masyarakat adat, perempuan, disabilitas, dan kelompok minoritas lainnya.

Acara ini turut mengundang belasan perwakilan dari berbagai kabupaten di Indonesia. Bagi sebagian peserta, inilah kesempatan untuk benar-benar memahami bagaimana kebijakan bisa menjadi alat keberpihakan terhadap mereka yang paling sering terabaikan: masyarakat adat, perempuan, anak, dan penyandang disabilitas.

Workshop yang berlangsung selama empat hari ini menghadirkan narasumber dari Bappenas, Ditjen Bina Pemerintahan Desa dan Ditjen Dukcapil Kemendagri, serta perwakilan pemerintah daerah yang telah menerapkan kebijakan inklusif. Dalam sesi talkshow pada 22 April, narasumber membahas strategi pembangunan inklusif, pentingnya pemanfaatan data kependudukan, serta praktik baik di tingkat daerah yang mempercepat pemenuhan hak sosial, politik, dan ekonomi masyarakat marginal.

“Melalui forum ini, kami ingin memastikan bahwa seluruh proses perencanaan pembangunan benar-benar mencerminkan nilai-nilai inklusi sosial dan memperhatikan kebutuhan semua kelompok masyarakat khususnya masyarakat adat,” kata Program Manager KEMITRAAN, Moch Yasir Sani.

Sesi asistensi teknis atau coaching clinic dilaksanakan pada 23 April, melibatkan pendampingan dari tim teknis SIPD Ditjen Bina Bangda, Bappenas, dan KPPPA. Peserta yang berasal dari 12 kabupaten dampingan Program Estungkara dibagi dalam empat wilayah untuk memudahkan pendalaman materi teknis penyusunan dokumen RPJMD, RPJPD, dan Renstra melalui SIPD.

“Selama ini, kami tahu pentingnya pembangunan, tapi kami belum tahu bagaimana menerjemahkannya ke dalam dokumen formal. SIPD dan RPJMD sering kali terlalu teknis,” ungkap salah satu peserta dari Sumba Timur.

Acara ini diikuti oleh 69 peserta dari berbagai unsur, termasuk pemerintah daerah, Kemendagri, dan mitra CSO daerah. Kegiatan ini diharapkan menghasilkan komitmen nyata pemerintah daerah dalam mengintegrasikan pendekatan GEDSI (Gender Equality, Disability, and Social Inclusion) ke dalam dokumen perencanaan pembangunan mereka.

2016

Pada bulan Maret 2016, KEMITRAAN menerima akreditasi internasional dari Adaptation Fund. Dewan Adaptation Fund, dalam pertemuannya yang ke-27, memutuskan untuk mengakreditasi KEMITRAAN sebagai National Implementing Entity (NIE) dari Adaptation Fund. KEMITRAAN menjadi lembaga pertama dan satu-satunya lembaga Indonesia yang terakreditasi sebagai NIE Adaptation Fund di Indonesia.

2020

Perjanjian ini ditandatangani antara Green Climate Fund (GCF) dan KEMITRAAN. Perjanjian ini meresmikan akuntabilitas KEMITRAAN dalam melaksanakan proyek-proyek yang disetujui oleh GCF.

 

Untuk diketahui, GCF adalah dana khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons perubahan iklim.

 

Dana ini dihimpun oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada tahun 2010. GCF memiliki peran penting dalam mewujudkan Perjanjian Paris, yakni mendukung tujuan untuk menjaga kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat celsius.

2000-2003

KEMITRAAN memainkan peran krusial dalam mendukung pengembangan undang-undang untuk membentuk KPK. Hal ini diikuti dengan langkah mendukung Pemerintah dan DPR dalam memilih calon komisioner yang kompeten dan juga mendukung kelompok masyarakat sipil untuk mengawasi secara kritis proses seleksinya. Setelah komisioner ditunjuk, mereka meminta KEMITRAAN untuk membantu mendesain kelembagaan dan rekrutmen awal KPK, serta memainkan peran sebagai koordinator donor. Sangat jelas bahwa KEMITRAAN memainkan peran kunci dalam mendukung KPK untuk mengembangkan kapasitas dan strategi yang diperlukan agar dapat bekerja seefektif mungkin.

2003

Pada tahun 2003, KEMITRAAN menjadi badan hukum yang independen yang terdaftar sebagai Persekutuan Perdata Nirlaba. Pada saat itu, KEMITRAAN masih menjadi program yang dikelola oleh UNDP hingga akhir tahun 2009. Sejak awal tahun 2010, KEMITRAAN mengambil alih tanggung jawab dan akuntabilitas penuh atas program-program dan perkembangannya.

1999-2000

Kemitraan bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan, atau KEMITRAAN, didirikan pada tahun 2000 setelah berlangsungnya pemilihan umum pertama di Indonesia yang bebas dan adil pada tahun 1999. Pemilu bersejarah ini merupakan langkah penting dalam upaya Indonesia keluar dari masa lalu yang otoriter menuju masa depan yang demokratis. KEMITRAAN didirikan dari dana perwalian multi-donor dan dikelola oleh United Nations Development Programme (UNDP) dengan mandat untuk memajukan reformasi tata kelola pemerintahan di Indonesia.

2020

Perjanjian ini ditandatangani antara Green Climate Fund (GCF) dan KEMITRAAN. Perjanjian ini meresmikan akuntabilitas KEMITRAAN dalam melaksanakan proyek-proyek yang disetujui oleh GCF.

Untuk diketahui, GCF adalah dana khusus terbesar di dunia yang membantu negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons perubahan iklim.

Dana ini dihimpun oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) pada tahun 2010. GCF memiliki peran penting dalam mewujudkan Perjanjian Paris, yakni mendukung tujuan untuk menjaga kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat celsius.

1999-2000

Kemitraan bagi Pembaruan Tata Kelola Pemerintahan, atau KEMITRAAN, didirikan pada tahun 2000 setelah berlangsungnya pemilihan umum pertama di Indonesia yang bebas dan adil pada tahun 1999. Pemilu bersejarah ini merupakan langkah penting dalam upaya Indonesia keluar dari masa lalu yang otoriter menuju masa depan yang demokratis. KEMITRAAN didirikan dari dana perwalian multi-donor dan dikelola oleh United Nations Development Programme (UNDP) dengan mandat untuk memajukan reformasi tata kelola pemerintahan di Indonesia.